Propinsi
yang kelima di tanah air adalah propinsi Jambi yang letaknya juga di pulau
Sumatra.
Sejarah : Ada beberapa sumber dan hipotesa mengenai
sejarah Jambi, antara lain di dalam kitab sejarah dinasti T’ang (Cina)
disebutkan untuk pertama kalinya tentang datangnya utusan dari negeri Mo-lo-yu,
pada tahun 644-645. Nama Mo-lo-yu ini
dapat dihubungkan dengan negeri Malayu yang letaknya di pantai timur Sumatra,
dan pusatnya sekitar jambi. Juga dalam kitab tersebut Jambi dihubungkan dengan
Melayu dan Sriwijaya.
Menurut berita Cina tersebut di
atas, kelihatannya sumber berita pendeta Cina, tahun 672, I-tsing yang telah
dikemukakan dalam pembahasan mengenai Sumatra Utara, masih berlaku sebagai
rujukan dalam membahas propinsi Jambi. I-Tsing, dalam perjalanannya dari Kanton
menuju India, singgah di Shih-li-fo-shih, Sriwijaya, selama enam bulan untuk
belajar tatabahasa Sansekerta. Ia singgah di Mo-lo-yu (Melayu) dua bulan untuk
selanjutnya meneruskan perjalannya ke India. Sekitar tahun 692, ketika I-Tsing
untuk kedua kalinya datang ke Melayu, dikatakannya bahwa Mo-lo-yu sekarang
sudah menjadi negeri Sriwijaya. Dari keterangan tersebut dapat disimpulkan
bahwa pada sekitar tahun 692 kerajaan sriwijaya telah mengembangkan kekuasaannya
dan menaklukkan kerajan-kerajaan lainnya di Sumatra. Waktu berada di Sriwijaya,
I-Tsing, menulis dua buah buku mengenai perjalanannya di Sumatra. Pada tahun
692, ia mengirim kedua bukunya itu ke Cina, sedangkan ia sendiri baru kembali
ke negerinya tahun 695. Terjemahan buku-buku inilah yang menjadi sumber
sebagian besar sejarah Sriwijaya. Sejarah, berdasarkan berita Cina itu, juga
mengungkapkan bahwa Sriwijaya menjalin hubungan erat dengan istana para kaisar
Cina yang dibuktikan dengan pengiriman utusan Sriwijaya ke negeri Cina. Juga,
Sriwijaya menjalin hubungan dengan India. Sebuah prasasti rajaDewapaladewa dari
Bengala yang dibuat pada akhir abad ke-9 menyebutkan sebuah biara yang dibuat
atas perintah Balaputradewa Maharaja di Suwarnadwipa (Sumatra). Prasasti
tersebut dikenal dengan nama prasasti Nalanda.
Sebagaimana halnya dengan daerah
yang terletak di pesisir pantai timur pulau Sumatra , Jambi dekat dengan Selat
Malaka yang dilintasi oleh berbagai kapal dagang dari India, Persia, Cina, dan
Arab semenjak abad ke-7. Hal inilah yang di maksud oleh Nugroho Notosusanto,
dkk. Dengan “ tahap perkenalan” bangsa Indonesia dengan Islam pedagang-pedagang
tersebut sebagian besar beragama Islam. Dengan demikian, Jambi telah mengenal
Islam sekitar akhir abad ke-7 dan awal abad ke-8 melalui pedagang dari Gujarat
, India, Persia dan Cina tersebut. Kemudian Islam berkembang pesat sehingga
mewarnai sikap hidup dan budaya rakyat. Hal ini tercemin dari pepatah adatnya :
adat bersendi Syara’ dan Syara’ bersendi
Kitabullah. Gugurnya pahlawan bangsa. Karena kuatnya pengaruh Islam ,
kedatangan bangsa Belanda mendapat perlawanan. Perlawanan ini dimulai pada
tahun 1825, dilanjutkan dengan Perang Sultan Thaha (1855-1907), perlawanan
Raden Mat Thaher (1900-1907), dan perlawanan rakyat Kerinci (1901-1907). Dalam
perang ini, banyak pahlawan yang gugur, termasuk Sultan Mahmud Muhyidin,
Pangeran Wirakusuma, Putri Ayu (Permaisuri II Sultan Mahmud Muhyidin), Sultan
Thaha Syaifuddin, Raden Mat Thaher, Sultan Fahruddin, dan Sultan Achmad
Nazaruddin dan lain lainnya. Beliau-beliau ini merupakan sosok yang terpuji
yang telah mengorbankan jiwa mereka untuk mengembalikan harga diri anak bangsa
setelah ratusan tahun lamanya dihina pemerintah Hindia Belanda.
Kekurangan:
Kekurangan dari referensi ini adalah kurang menjelaskan tentang detail sisi Provinsi Jambi, baik dari kota, dan disini tidak menjelaskan tentang ciri khas dari provinsi Jambi, disini hanya menjelaskan tentang sejarah dimasa kerjaan saja.
Kelebihan:
Kelebihan disini memaparkan detail tentang sejarah dimasa kerajaan dahulu dan menjelaskan keadaan yang terjadi dimasa lampau.
Kekurangan dari referensi ini adalah kurang menjelaskan tentang detail sisi Provinsi Jambi, baik dari kota, dan disini tidak menjelaskan tentang ciri khas dari provinsi Jambi, disini hanya menjelaskan tentang sejarah dimasa kerjaan saja.
Kelebihan:
Kelebihan disini memaparkan detail tentang sejarah dimasa kerajaan dahulu dan menjelaskan keadaan yang terjadi dimasa lampau.
MANUSIA INDONESIA
DAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA , TEORI DAN KONSEP
Sofia
Rangkuti-Hasibuan
2002 Dian Rakyat
Diterbitkan oleh
Dian Rakyat – Jakarta
Dicetak oleh PT.Dian
Rakyat – Jakarta
Cetakan Pertama
2002
Studi
Pustaka : Dr. Hj. Sofia Rangkuti-Hasibuan M.A (Manusia dan Kebudayaan
Indonesia)